Halaman

Kamis, 08 Agustus 2013

wajah lebaran 2013 anakku ultah

wajah lebaran 2013 anakku ultah
by nuzi kalera
date kamis  08/08/2013 jam 21:12
awal
--------
tanggal 08/08/2013 jam 10.00 ramai tadi dan temennye dateng
proses
-------
tobatku
akhir
------
insyafku

Senin, 05 Agustus 2013

saya adapeet info bagus tentang pupu

saya dapet info pupuk bagus
by : sidi nurzi (urang piaman laweh heheh punya warisan 4 hektar lebih dan properti mau inves silahkan)
date : selasa jelang lebaran tiba bahwa zengky masih dikasih nyawa nulis heheh 06/09/2013jam09:00
===============================================================

awal 
-------
dari lihat www padangkinicom
proses
------------
yang ada berita dan isinya sebagai berikut luar biasa bagi saya peribadi salut
isinya
-----------

PATRON

Azmar

Rp900 Juta Per Bulan dari Pupuk Organik

Oleh: Febrianti/ PadangKini.com 
DI TANAH Mati, nama kampung yang tenang dan berhawa sejuk, di Payakumbuh Barat, Azmar membangun tiga pabrik pupuk organik yang berproduksi hampir saban hari, kecuali Minggu. 
Di sana Azmar berhasil menciptakan lapangan kerja bagi 100 orang penduduk sekitar yang bekerja di pabrik. Belum termasuk pemasok bahan baku untuk pupuk organiknya, seperti penjual kotoran walet, kelelawar, dan batuan phospat yang kini juga mendapat lapangan kerja karena pabrik pupuk organik Azmar. 
Walaupun jauh di perkampungan, jangan terkejut bila omset dari pabrik pupuk organik dengan merek DOP Fertilizer ini mencapai Rp900 juta per bulan dari produksi 1.000 ton pupuk organik. 
"Usaha ini dimulai dari kebangkrutan bisnis saya di Jakarta," kata Azmar, 48 tahun, membuka cerita. 
Azmar memang sempat merasakan menjadi 'orang kaya' yang jatuh miskin. Pada 1992, 9 toko sepatu dan baju miliknya di Jakarta bangkrut karena masalah pribadi yang dihadapinya, termasuk pukulan berat karena sang ibu meninggal dunia di Payakumbuh. 
Dua tahun kemudian dengan berat hati ia pulang ke kampungnya di Payakumbuh dan menjadi petani mengolah sawah di tanah pusaka keluarganya. 
"Dari hidup senang ke susah, banyak sekali tantangannya, tapi mau kerja apalagi, selain itu saya masih ingat cara bertani karena waktu SD sering menolong ayah saya ke sawah," katanya. 
Ia mulai menanam  padi dan palawija, membajak tanah, memupuk, hingga memanen. Namun ia mulai merasakan sulitnya jadi petani saat harus membeli pupuk. Untuk membeli pupuk seharga Rp150 ribu terasa tidak murah. 
Formula Rahasia Kakek
Azmar lalu teringat pada almarhum kakeknya Dt.Rajo Malano yang pernah punya pabrik pupuk organik di Payakumbuh lebih 30 tahun lalu. Kakeknya dulu gemar meneliti dan punya sahabat orang Belanda di Bukittinggi. Formula pupuk didapat berawal saat  kakeknya mengalami penyakit cacar air dan harus dikarantina di Bukittingi. 
Pada saat dikarantina itu kakeknya bertukar ilmu dengan orang Belanda. Kakeknya memberi formula pembuatan lem, sedangkan orang Belanda itu memberi formula pembuatan pupuk. 
Setelah mendapatkan formula itu kakeknya tidak langsung mempraktekkan, baru diuji coba tahun 1968. Karena berhasil, pupuknya mulai dipasarkan dan berkembang, bahkan tahun 1972 sampai dikirim ke Sumatera Utara. 
"Dulu kakek saya membuat pabrik pupuk tahun 1968-1972, itu untuk pupuk karet, padi, namun terhenti karena usianya sudah lanjut, tidak kuat lagi mengolah dan banyak agen yang mulai memalsukan pupuk kakek," kata Azmar. 
Sang Kakek, kata Azmar, adalah orang jenius di kampung meski cuma lulus sekolah agama di Payakumbuh. 
"Saya teringat dulu Kakek pernah membuat pupuk, lalu saya cari-cari rumus formula  pupuk kakek dulu, rumusnya masih ada, menjadi barang pusaka di rumah gadang kami, ditaruh dalam map, dalam bahasa Perancis," katanya.
Tanpa membuang waktu, karena tidak bisa bahasa Perancis, untuk menerjemahkan formula rahasia milik sang kakek, Azmar ikut les bahasa Perancis di Payakumbuh. 
"Saya takut minta terjemahan pada orang lain, nanti rumus formula pupuk itu dicuri, sedangkan kakek saja sebelum mati tidak mau memberi rumus itu kepada orang," katanya. 
Enam bulan kemudia ia berhasil menerjemahkan formula pupuk sang kakek dan mulai mencari bahan pembuat pupuk. Bahan pupuknya ternyata mudah dicari di Payakumbuh. Terdiri dari kotoran burung walet dan kelelawar yang banyak di gua-gua di Payakumbuh, kotoran ayam dan batuan fospat. Pupuk itu digilingnya sendiri dengan alu, lalu dicampur sesuai petunjuk formula sang kakek. 
Hasilnya dicoba sendiri di tanaman padi dan palawijanya, ternyata berhasil. Palawija dan padinya hasilnya lebih bagus dari kebun ketangga. 
Merugi Karena Penunggak 
Penyuluh Pertanian setempat mulai melirik pupuk Azmar dan mencoba memakainya kepada lahan petani, hasilnya bagus. Ia terus membuat pupuk untuk lahannya dan untuk petani setempat. 
Pada 1996 ia mulai memberanikan diri serius membuat pupuk, dibantu modal Rp25 juta dari kerabatnya dan utang sana-sini. Ia mendirikan CV Agro Fospat dan menjadi direkturnya. 
"Awalnya amat berat, karena kita harus rajin promosi ke berbagai daerah, mulai dari Riau hingga Sumatera Utara untuk promosi pemakaian pupuk untuk perkebunan," kata Azmar. 
Ia sempat merugi dan berutang untuk memodali usahanya, karena banyak yang pesan pupuk, namun belakangan uangnya tidak dibayar. 
Namun secara bertahap Azmar terus melanjutkan usahanya sambil menata pemasaran dan menambah membangun pabrik pupuk organik hingga kini menjadi tiga pabrik. 
Untuk mencari pelanggan, Azmar  langsung datang ke kebun-kebun sawit petani di Riau dan beberapa daerah lainnya di Sumatera. Ia lalu memberi pupuk cuma-cuma kepada petani untuk promosi. 
"Petani kita kan buta dengan pupuk, jadi kami datangi kelompoknnya, misalnya 100 orang, pupuknya tidak kami jual, tapi diberikan sebagai promosi, kalau hasilnya bagus, silahkan pesan pupuknya," kata Azmar. 
Dengan cara itu, petani mulai membeli pupuknya. Permintaan berdatangan dari berbagai perkebunan di Riau, Jambi, Sumatera Utara, dan Bengkulu, selain tentu saja dari petani di Sumatera Barat. 
"Awalnya 2005 lalu kita hanya produksi 20 ton sebulan, sekarang meningkat menjadi 1.000 ton, omset perusahaan saya lebih Rp600 juta sebulan," kata Azmar. 
Sekarung pupuk dengan merek DOP Fertilizer (Double Organik Phosphat) dengan berat 50 kg dijual di pabrik seharga Rp80 ribu. 
Azmar yakin, dengan kadar unsur hara yang tinggi ditambah dengan penggunaan bahan-bahan alam yang ada, penggunaan pupuk buatannya tidak akan berdampak buruk pada tanaman. 
"Sejauh ini belum ada petani yang komplain, saya malah belum berani berpromosi lagi, karena tidak bisa melayani tambahan permintaan, sekarang kami baru bisa memenuhi permintaan 1.000 ton, padahal permintaan lebih dari itu, saya takut petani kecewa karena tidak bisa mendapatkan pupuk ini lagi," katanya. (Febrianti/PadangKini.com)
akhir
-------
luar biasa
ada orang
Azmar

Rp900 Juta Per Bulan dari Pupuk Organik

Oleh: Febrianti/ PadangKini.com 

Minggu, 04 Agustus 2013

aneh lambat sekalai

lambat aneh sekalai
by nurzib
date senin isnen 05/08/2013 jam 07:13
=============================
awal
----
diuji lagi aku
proses
\------
berat
akhir
------
ya tuhanku tolonglah hambamu ini semoga dia sembuh imen